Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus Mesuji bergerak cepat. Kemarin (17/12) mereka mengadakan rapat perdana di gedung Kemenkum HAM. Dalam pertemuan itu, tim yang beranggota lintas instansi tersebut menyusun langkah kerja investigasi untuk menangani kasus itu. Yakni, menerjunkan tiga tim di area konflik di Lampung.
"Setidaknya sekarang sudah ada tiga anggota tim di Lampung. Ada Tisnanta, Sulistyo Ishak, dan Endro Agung. Yang terpenting, sudah ada yang di lapangan," kata Ketua TGPF Denny Indrayana di sela-sela rapat.
Wamenkum HAM itu menguraikan, tiga anggota tersebut mulai mengumpulkan data sekaligus menemui pihak-pihak terkait. Sementara itu, anggota tim yang masih berada di Jakarta akan mulai mengorek informasi sampai menyusun laporan. "Tentu saja, tim yang masih di sini juga akan berangkat ke sana (Lampung)," ujarnya.
TGPF beranggota sembilan orang dari berbagai lembaga negara dan masyarakat. Di antaranya, Deputi V Kemenko Polhukam Endro Agung, Ketua Komnas HAM Ifhdal Kasim, anggota Satgas Pemberantasan Mafia Hukum Mas Achmad Santosa, pegiat resolusi konflik di tanah air Ichsan Malik, Direktur Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (Elsam) Indri Dyah Saptaningrum, dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung (Unila) Tisnanta, mantan Kapolda Lampung Irjen Sulistyo Iskhak, serta staf ahli Menteri Kehutanan Bidang Keamanan Hutan Agus Mulyono.
Soal masa kerja TGPF, mantan staf khusus presiden bidang hukum itu menuturkan bahwa pihaknya meminta waktu 30 hari. Namun, masa kerja tersebut memungkinkan untuk diperpanjang jika diperlukan. Mengawali masa kerja TGPF, Denny mengungkapkan bahwa tim telah memiliki sejumlah data yang bisa ditindaklanjuti. "Kami sementara punya data awal versi Kepala Bareskrim Polri Komjen Sutarman, ketua Komnas HAM, dan Kementerian Kehutanan," paparnya.
Dia melanjutkan, TGPF juga akan menindaklanjuti informasi dari semua pihak dan kelompok yang layak didengar. Karena itu, kata dia, semua data yang masuk dikumpulkan dulu sebelum diverifikasi, termasuk data Saurip Kadi. "Tahapnya sudah ada, tinggal memulai dari lapangan atau verifikasi data dulu. Siapa pun kami kumpulkan datanya," tegasnya.
Terkait adanya video pembantaian warga Mesuji yang sebagian adegannya diduga diambil di wilayah Thailand Selatan, Denny menegaskan timnya akan menelusuri kebenaran video tersebut. Dia menjelaskan, timnya tidak bisa langsung menyimpulkan kebenaran sejumlah gambar dalam video itu.
"Benar atau tidak benar akan jadi bagian yang diverifikasi. Kami belum sampai pada kesimpulan karena memang sama-sama membaca katanya ada beberapa bagian yang diambil dari video di Thailand. Akan kami lihat. Saya tidak bisa mengatakan itu benar atau salah. Akan kami verifikasi," ujar Denny.
Sebagaimana diketahui, kantor berita CBN News memberitakan video berjudul Pembantaian Mesuji yang ternyata diambil dari konflik di Thailand Selatan.
Sementara itu, mengenai dugaan keterlibatan perusahaan asing dalam kasus kekerasan tersebut, Denny kembali berjanji mengusut. Dia juga belum bisa memastikan apakah perusahaan-perusahaan asing di Lampung dan Sumatera Selatan itu merupakan perusahaan Malaysia. Tiga perusahaan tersebut adalah PT Barat Selatan Makmur Investindo (BSMI), PT Silva Inhutani, dan PT Sumber Wangi Alam (SWA).
Meski begitu, dia tidak memungkiri bahwa timnya sudah mengantongi data awal pelanggaran Mesuji. "TGPF akan bekerja berdasar temuan di lapangan. Kalau terkait pidana, akan kami dorong ke penegakan hukum," tegasnya
Video Pembantaian Mesugi Diduga Diambil dari Konflik Thailand
Written By Unknown on Minggu, 18 Desember 2011 | 11.50
Labels:
Berita dan Peristiwa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 Komentar:
Les Gitar
les gitar jakarta
tempat les gitar jakarta timur
les gitar di cibubur
les gitar di depok
kursus gitar murah di jakarta
Les Gitar privat
kursus gitar
kursus gitar privat
cara belajar gitar
cara bermain gitar
cara belajar melodi gitar
Posting Komentar