Akibat obsesi orangtua, seorang remaja di Jawa Tengah, berstatus sebagai perempuan meski bukti-bukti medis menunjukkan bahwa dia lelaki tulen. Kini remaja yang bernama Siti Maimunah berjuang meraih statusnya sebagai seorang laki-laki di Pengadilan Negeri Semarang.
Sejak lahir, Siti Maimunah sudah diharapkan jadi seorang perempuan karena empat saudara Siti adalah laki-laki. Sejak kecil, dia pun didandani layaknya perempuan, bahkan diberi nama perempuan.
Menyandang nama perempuan dan berpakaian serta mengenakan aksesoris perempuan, menjadikan Siti Maimunah sangat feminin. Tak cukup dengan perlakuan ini, orangtua pun menyekolahkannya ke sebuah pondok pesantren khusus putri.
Di pesantren inilah Siti mulai mempertanyakan takdirnya karena mengalami sejumlah kejanggalan yang tidak dialami perempuan lain. “Saat saya pacaran dengan seorang laki-laki, tak ada sensasi apapun. Tapi, saat saya berkumpul dengan teman-teman putri, saya justru merasa greng,” kata Siti Maimunah.
Selain itu, Siti juga tak pernah kedatangan 'tamu' tiap bulan sebagai tanda siklus reproduksi perempuan. Ini bisa dimengerti karena ia memiliki kemaluan laki-laki.
Kecanggungan Siti dalam bergaul dengan santri putri itu tak luput dari perhatian sang kyai. “Saya dipanggil dan ditanya, apa saya memang laki-laki? Karena tak tahu saya tak menjawab dan hanya senyum saja,” kata Siti.
Sejak itu, ia mulai belajar mengenai reproduksi dan kemudian menyimpulkan bahwa dirinya adalah laki-laki tulen. Siti pun bertekad mencari pengakuan yang sah sebagai lelaki jika lulus sekolah. Dengan pengakuan sah, semua data administrasi mulai dari kartu keluarga, akte lahir, dan lainnya, bisa diganti sehingga Siti tercatat berjenis kelamin laki-laki.
Siti yang kini berusia 18 tahun pun sudah bekerja di sebuah pabrik garmen. Dengan tekad bulat, dia datang ke Pengadilan Negeri Semarang untuk mendaftarkan perubahan statusnya.
Hari ini, Selasa 22 November 2011, Siti menjalani sidang perdana. “Hari ini adalah hari yang bersejarah dan merupakan titik balik bagi saya,” kata Siti Maimunah yang kini memilih nama Mohammad Prawirodijoyo sebagai nama barunya dengan panggilan Joyo. Nama Mohammad Prawirodijoyo itu sendiri sudah ia gunakan saat melamar pekerjaan di sebuah pabrik garmen. Dan kini ia tercatat sebagai karyawan laki-laki.
Menurut Retno Kusmardani selaku pengacara Joyo, hasil tes medis menunjukkan Joyo adalah lelaki tulen. "Dengan bukti-bukti itu, kami berharap permohonan kami untuk berganti status bisa dikabulkan majelis hakim,” kata Retno. (eh)
Laporan: Puspita Dewi | Semarang
• VIVAnews
Kisah Perjuangan Siti Maimunah Menjadi Mohammad Prawirodijoyo
Written By Unknown on Sabtu, 26 November 2011 | 22.37
Labels:
ANEH dan UNIK,
Berita dan Peristiwa,
Kisah Nyata,
Misteri
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Komentar:
Posting Komentar