Soto Betawi Foto: Bondan Winarno |
Aslinya, warung soto betawi ini berlokasi di Lapangan Karebosi. Tetapi, kemudian pindah tempat ke Jl. Lompobatang, dan kemudian juga membuka cabang di Jl. Muhtar Lutfi dan di Jl. Veteran Utara ini.
Modifikasi yang dilakukan terhadap soto betawi di Makassar ini adalah dengan "mengeluarkan" susu dan santan dari kuahnya. Jadi, kuahnya dari kaldu bening yang gurih. Jangan kaget bila ketika mencicipi kuahnya terasa agak tawar. Ini adalah cara saji orang Makassar. Coto pun disajikan dengan cara itu, yaitu kuah bergaram minimal. Di meja tersedia garam bubuk, dan tamu bisa menambahkan garam sesuai tingkat kegurihan yang diingini. Tersedia juga irisan jeruk nipis untuk yang menyukai “tendangan” rasa asam segar.
Tetapi, ternyata santannya dikembalikan lagi ke dalam kuah dalam bentuk lain. Kocokan telur ayam dicampur santan dituang ke dalam kuah mendidih, sehingga menjadi butiran-butiran kecil yang gurih ketika pecah dalam gigitan. Jadi, sekalipun kuahnya encer segar, tetapi menjadi ekstra gurih dengan tambahan bulir-bulir telur-santan ini. Inilah keistimewaan sobet fusion Makassar.
Daging "isi"-nya memang masih setia dengan gagrak asli Betawi. Daging sapi dan berbagai jeroan – paru, jantung, usus, limpa, babat – yang direbus dalam kuah soto, kemudian digoreng, dan disiram dengan kuah segar-gurih itu. Top markotop!
Masih ada dua modifikasi lagi, yaitu: tomat dan emping. Mana ada sobet tanpa emping dan soto? Di warung ini, tomatnya ditiadakan. Sedangkan empingnya dibungkus plastik dan dijual terpisah. Harga per porsi Rp 17 ribu tanpa nasi.
Ah, ya, masih ada satu modifikasi lagi. Nasinya bukan sekadar nasi putih, melainkan dihidangkan dengan topping sambal goreng yang dibuat dari ubi jalar. Ini adalah "sambal" khas Makassar yang selalu hadir sebagai lauk nasi rames maupun nasi kuning. Nasi dengan sambal goreng ini dibandrol Rp 5 ribu.
Satu catatan tambahan. Di Makassar juga ada soto banjarmasin yang oleh banyak orang dilabeli lebih enak daripada yang asli di Banjarmasin sana. Warungnya sangat kecil, dikenal dengan nama Soto Banjar Pos (Sejak 1969), karena letaknya memang di dekat Kantor Pos (Jl. W.R. Supratman 3). Kalau melihat perkedel kentangnya yang berdiameter 15 sentimeter, mungkin kita sudah akan langsung ngiler. Silakan coba sendiri untuk membuktikannya. Saya sudah, kok.
Jadi, kalau Anda sudah beberapa hari di Makassar dan sudah “capek” makan coto maupun pallu basa, pallu mara, dan pallu kaloa, masih ada soto betawi dan soto banjar yang tidak boleh dilewatkan.
0 Komentar:
Posting Komentar