Tongkonan |
Rumat adat Tana Toraja, Tongkonan, diusulkan pemerintah Indonesia masuk dalam daftar warisan budaya dunia. Rumah adat Toraja itu telah masuk dalam daftar antre 1.038 di United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
“Penetapan Tongkonan sebagai warisan dunia menunggu konvensi UNESCO tahun berikutnya,” ujar Staf Ahli Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bidang Multikultur, Hari Untoro Drajat saat puncak perayaan Lovely December 2011 di Lapangan Dandim Rantepao, Toraja Utara, Kamis 29 Desember.
Menurut Hari Untoro yang mewakili Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari E Pangestu, sejak tahun 2010 pemerintah telah mengusulkan rumah adat Toraja itu masuk dalam daftar. Menurut dia, Tongkonan telah lama ada dan menjadi simbol kreativitas masyarakat Toraja sekaligus kekayaan budaya Sulsel.
"Kini tinggal tahap akhir penentuan. Insya Allah UNESCO akan memasukkannya sebagai bagian dari warisan budaya seperti budaya Indonesia lainnya yang masuk daftar," katanya.
Sebelumnya, warisan budaya Indonesia yang masuk dalam daftar representatif budaya "takbenda" warisan manusia yakni Wayang, Keris, Batik, dan Angklung. Empat warisan ini diputuskan melalui Konvensi UNESCO tahun 2003. Sedangkan Tari Saman asal Aceh masuk daftar saat Konvensi UNESCO di Bali November 2011 lalu.
Warisan budaya takbenda didefinisikan sebagai, segala praktik, representasi, ekspresi, pengetahuan, keterampilan; serta alat-alat, benda (alamiah), artefak dan ruang-ruang budaya terkait lainnya yang diakui oleh berbagai komuniti, kelompok, dan dalam hal tertentu perseorangan sebagai bagian warisan budaya mereka. Warisan ini diekspresikan dalam lima domain meliputi tradisi dan ekspresi lisan termasuk bahasa sebagai wahana warisan budaya takbenda, seni pertunjukan, adat istiadat masyarakat, ritus, dan perayaan-perayaan, pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta, dan kemahiran kerajinan tradisional.
Menurut Hari Untoro, momen Lovely December yang kini menjadi event resmi pariwisata nasional harus terus dikembangkan agar lebih dikenal dunia. Apalagi Indonesia telah mencanangkan tahun 2011 menjadi kunjungan wisatawan asing mencapai 7 juta orang. Sedangkan wisatawan nusantara 27 juta orang. Lewat Lovely December itulah diharapkan angka kunjungan terus naik.
"Sudah seharusnya kita bekerja lebih keras lagi, melalui pameran, pertunjukan seni, pemeran kerajinan, kuliner khas Tana Toraja. Semua itu akan memancing orang masuk ke Toraja," ungkapnya.
Sejumlah tamu penting hadir di puncak acara Lovely December di antaranya Wakil Duta Besar Jerman untuk Indonesia Heidrun Tempel, Kepala BNN Gorris Mere, Kapolda Sulsel Irjen Pol Johny Wainal Usman, Pangdam VII Wirabuana Mayjen TNI Muhammad Nizam, dan sejumlah bupati se Sulsel.
Sementara itu Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo berjanji akan mempercepat perampungan bandara baru yang terletak di Buntu Kunyi, Kecamatan Mengkendek. Ditargetkan pada pelaksanaan Lovely Toraja di akhir 2012 mendatang, pesawat berbadan lebar sejenis ATR-42 sudah bisa mendarat di bandara pariwisata Toraja.
"Saatnya nanti, kunjungan kian ramai dan itulah yang kita inginkan. Turis yang ingin ke Toraja tak perlu lagi lewat Makassar, tapi bisa langsung ke Toraja melalui bandara tersebut," ungkap gubernur.
Syahrul menyatakan pariwisata Toraja tidak boleh kalah dari Bali, bahkan Malaysia dan Singapura. “Kita harus bangun kekuatan pariwisata kita dengan budaya. Adat Toraja ini tak ada samanya di dunia," katanya.
Gubernur berharap, penyelenggaraan "Lovely December" pada tahun-tahun berikutnya dapat diselenggarakan lebih besar dan bervariasi.
"Wisatawan mancanegara yang datang tidak hanya segelintir lagi, tapi mereka ada di setiap "Tongkonan" (rumah adat khas Toraja) menikmati indahnya Toraja," katanya yang menambahkan keindahan alam dan budaya Toraja harus semakin luas diketahui dunia.
Perayaan Lovely December mencapai puncaknya malam tadi. Pesta kembang api selama dua malam berturut-turut menghiasi langit Makale dan Rantepao dan ditutup dengan berbagai hiburan. Masyarakat lokal maupun pendatang tumpah ruah di berbagai pusat acara.
Pada kesempatan yang sama, gubernur juga menyerahkan bantuan APBN melalui program Gerakan Terpadu Pengembangan Desa (Getar Bangdes) di antaranya kelanjutan pembangunan air baku Silaga di Lembang Sapan, Paonagan, Pangkung Batu dan Prandangan.
Objek Wisata Kete Kesu juga mendapat bantuan Rp222 juta, pekuburan Toa Londa senilai Rp289 juta, penataan lingkungan tongkonan Kollo-kollo Rp164, 9 juta dan pembangunan monumen salib raksasa Rp1,1 miliar.
Bupati Toraja Utara Frederik Batti Sorring selaku tuan rumah pun mengklaim pelaksanaan Lovely December ke III tahun ini lebih sukses dari tahun sebelumnya. Hal itu dibuktikan dengan angka kunjungan dan belanja pariwisata dan budaya yang lebih besar. Hotel dan penginapan selama berlangsung acara full booking. Begitupula dengan belanja pariwisata dan budaya Toraja.
"Tahun ini kami harus mendatangkan 2.000 kerbau hidup dari luar Toraja, berasal dari NTT dan Kalimantan. Kebutuhan kerbau tak lagi mencukupi karena produksi lokal terbatas. Semua itu dipakai untuk pesta adat Rambu Solo dan Rambu Tuka. Ini potensi ekonomi yang luar biasa dan mestinya kita manfaatkan, terutama kabupaten tetangga," tutur bupati.
Dua hari terakhir pengunjung ke Toraja memang sedang membeludak. Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menghadiri acara Rambu Solo keluarga Bupati Rudiyanto Asapa bahkan harus mengendarai motor karena terjebak macet di tempat acara. (aci/sil)
0 Komentar:
Posting Komentar