Alkisah-Dimana kekuatan cinta seorang Nurma ? Mengapa cinta Nurma bertahan? Saya mau bercerita tentang cinta Nurma, wanita yang aku kenal baik, sejak masih dalam kandungan. (JS)
Nurma boleh dibilang primadona di kalangan muda-mudi di kotanya, Aek Kanopan. Kota yang jaraknya 7 jam dari Kota Medan. Banyak cowok kesengsem dengan kecantikannya. Selain kulitnya mulus dan berambut panjang, Nurma dikenal ramah serta periang. Mungkin berkait dengan profesinya sebagai perawat di sebuah Rumah Sakit Perkebunan.
Rebutan Cinta
Jangan heran banyak pria mendekati si cantik Nurma. Ada tentara, Ada asisten perkebunan, Polisi dll. Semua rebutan perhatian dan cinta Nurma. Orangtua Nurma juga terkenal baik di Kota itu. Ayahnya Simorangkir seorang Mantri dan Mamanya Br. Napit perawat di Rumah sakit. Nurma punya banyak adik, bersaudara sepuluh orang. Lima pria dan lima wanita. Satu sisi kondisi ini Membuat ekonomi keluarga Nurma cukup berat.
Setelah didekati banyak pria akhirnya Nurma yang masih berusia 18 tahun ini menjatuhkan pilihan pada Theo, pemuda yang juga belia berusia 19 tahun, seorang polisi.
Sebelum pacaran dengan Theo, Nurma sempat dekat dengan seorang cowok bernama Galung. Seorang Tentara yang juga masih muda dan gagah. Namun belum lama persahabatan mereka, Nurma berkenalan dengan Theo.
Saat itu seperti biasa Nurma lagi bekerja di rumah sakit. Seorang polisi muda ternyata lagi di rawat disana. Sebagai perawat dia berdinas di bangsal tempat Theo di rawat. Saat pertama kali melihat Nurma, jiwa Theo langsung kontak. Theo jatuh cinta.
Sesekali untuk mencuri perhatian Nurma, si Theo pura pura menyanyi saat Nurma cek tensi darah. Meski badannya terasa sakit, Theo memaksakan dirinya tampak gembira. Memang suara Theo terbilang bagus dan empuk. Semua teman se kamar suka mendengarkan dia bernyanyi. Nurma rupanya diam-diam mengagumi Theo.
Perjuangan Cinta Theo
Setelah keluar dari rumah sakit, Theo sesekali memberanikan diri mengunjungi Nurma. Meski tahu ada tentara yang suka dengan Nurma, Theo cuek. Dia tidak peduli. Hatinya kadung lengket dengan Nurma. Dia mencari jalan untuk bisa merebut cinta Nurma dari si Galung
Theo selalu membawa gitarnya. Rupanya hobi mereka yang sama yakni menyanyi membuat mereka langsung merasa cocok. Nurman melihat Theo serius mendekatinya. Lalu memutuskan berpacaran dengan Theo.
Tentu membuat banyak pemuda lain iri, terutama Bang Galung tentara yang sempat dekat dengan Nurma. Selain suka dengan suara Theo, Nurma kagum karena Theo bersedia membantu sekolah kelima adiknya jika kelak mereka menikah.
Musibah Di Tengah Nikah
Setelah setahun pacaran, mereka menikah di sebuah Gereja Methodist Mabang Muda. Terbilang mereka nikah muda. Theo masih 20 tahun, Nurma 19. Theo lahir 17-2-1930 dan Nurma kelahiran 21-9-1931. Tepatnya menerima pemberkatan 12-12-1950.
Selesai Pemberkatan Nikah di Gereja Methodist, malamnya Theo di aniaya pemuda yang lama naksir dengan Nurma, Galung namanya. Tentara muda ini sangat suka dan berjuang ingin merebut Nurma.
Galung marah mendengar Nurma menikah dengan Theo. Dia mencari dan segera menghajar Theo. Akibatnya Badan Theo penuh luka, kupingnya robek akibat sabetan Pisau Sangkur. Bahkan Theo sempat sampai terjatuh ke parit. Theo terpaksa opname di R.S Perkebunan akibat peristiwa itu.
Sejak saat itu Theo punya kebiasaan unik dengan keluarganya. Theo merayakan setiap 12 Des sebagai Hari Ulang Tahun Kuping, selain merayakan HUT nya sendiri setiap 17 Februari.
Kebahagiaan Nurma
Karir Theo di kepolisian tergolong bagus. Meski pendidikannya tidak tinggi, tapi dia sangat rajin. Suka menulis, dan teliti. Selain itu Theo supel suka bergaul. Itu sebabnya atasannya selalu menyukai Theo dan memakai dia dalam banyak kegiatan di kepolisian. Theo juga suka ikuti kursus di kepolisian. Salah satu yang dia ikuti adalah kursus bidang keuangan dan mendapat predikat siswa terbaik.
Tidak heran karirnya melejit, sampai suatu hari saat pangkatnya Kapten Theo ditunjuk menjadi Kepala Keuangan Polisi di sebuah kota yang lebih besar dari Aek Kanopan.
Nurma bangga, menjadi istri Theo. Apalagi saat Theo menjadi kepala keuangan. Banyak keluarga polisi di kota itu terkagum-kagum dengan Nurma. Relatif keluarga Nurma menjadi sosok teladan keluarga polisi saat itu. Nurman juga dikagumi karena menjadi contoh bagi ibu bhayangkari, seorang yang ulet dalam berdagang, dan dikenal suka membantu keluarga yang miskin.
Ujian Cinta
Namun sayang, saat dipuncak karir Theo lupa daratan. Dia bergaul dengan banyak teman yang suka minum dan berjudi. Beberapa pengusaha yang dekat dengan Theo menjerumuskannya ke meja judi. Theo juga akrab dengan Alkohol.
Akibatnya Nurma sedih dan frsutrasi. Apalagi mereka dikaruniai tujuh putra yang semakin besar dan perlu perhatian. Satu demi satu anak Nurma dan Theo diserahkan diasuh kepada kerabat lain. Khususnya anak ketiga dan kelima.
Meski Theo makin kasar karena mabuk cinta Nurma tidak berubah. Dia setia mendampingi Theo, sampai suatu hari kasus hukum menjerat Theo. Dia menggunakan uang negara di meja Judi.
Setelah proses hukum, Theo diwajibkan mengganti uang negara atau masuk penjara. Untung Nurma sudah bertahun-tahun punya usaha berjualan kelontong, suka menabung dengan membeli tanah dan emas. Demi cintanya pada Theo maka Nurma rela menjual emas sekaleng roti khong guan untuk menebus Theo dari penjara.
Pengorbanan Cinta
Setelah peristiwa itu Theo memang berubah, dia dipindahkan di sebuah kota kecil di Tapanuli Selatan. Theo meninggalkan judi dan alkohol mungkin karena penyakit mulai menggerogoti tubuhnya. Nurma juga dengan sabar merawat dengan kasih sayang.
Nurma tidak menyerah. Dia sadar dalam kondisi inilah Theo sangat membutuhkannya. Untung dia berlatar belakang perawat, relatif sabar, rajin dan telaten. Nurma juga mengingat janji
Demi kesembuhan Theo dan pendidikan ke tujuh putranya, Nurma berjualan nasi Soto dan apa saja termasuk baju dan sepatu. Nurma lakukan itu supaya bisa menambah biaya pengobatan Theo. Hal yang menguatkan Nurma ialah, Theo banyak berubah. Pertobatan Theo di tengah sakitnya, membuat Theo sangat menghargai Nurma. Lebih khusuk beribadah, dan peduli dengan anak-anak.
Perjuangan itu terus Nurma lakukan sampai suatu hari Theo didiagnosa kena Kanker Paru-paru. Nurma terpukul, sebab keluarga besar kebutuhan banyak.. Tidak mungkin bisa membeli obat. Nurma terus berusaha berjualan apa saja, sampai barang di rumah tidak ada lagi yang bisa dijual.
Siang malam Nurma menjaga Theo di Rumah Sakit. Sebentar dia jualan, dan segera kembali ke rumah sakit. Demikianlah sampai Nurma tidak sempat merawat tubuhnya sendiri. Banyak pikiran dan sering telat makan membuat Nurma terserang maag kronis.
Kesetiaan Cinta
Nurma terkena maag yang akut pada saat kondisi Theo juga krisis di Rumah sakit. Theo sudah lebih sebulan Dalam keadaan koma di Rumah Sakit brimob. Mungkin inilah yang menambah ketidak berdayaan Nurma menahan derita. Suatu hari sepulang dari Rumah sakit Nurma terjatuh di kamar mandi di rumahnya. beberapa jam kemudian Nurma menghembuskan nafas terakhir. Minggu. 17 Januari 1988, Nurma berpulang pada Sang Pencipta.
Seminggu kemudian, Kekasih pujaannya Theo menyusul. Tepatnya Minggu 24 Januari 1988, Theo meninggal dunia setelah dirawat 20 bulan di Rumah Sakit. Theo dan Nurma benar-benar sehidup semati. Nurma memelihara cinta dan janjinya pada Theo, meski banyak derita dan sengsara. Dia selalu ingat janjinya.
Inilah janji Nurma Saat menikahi Theo:
“Saya Nurma menikah dengan Theo, berjanji akan setia kepadanya baik dalam suka atau duka, cukup atau kurang, sakit atau sehat, sampai Maut memisahkan kita”
Theo berjuang mendapatkan cinta Nurma, bahkan hampir nyawanya terenggut penganiayaan. Nurma menerima dan merawat cintanya dengan Theo, menjaganya sampai ke pintu maut. Itulah kekuatan cinta dan janji nikah bagi yang memegangnya.
Bang JS
Lippo Karawaci, 21 Des 2011
Kisah ini Ditulis mengenang hari Ibu, dan khususnya mengingat dedikasi cinta Nurma (lengkapnya Nurmala). Dia pejuang cinta, pahlawan keluarga. Dituliskan Kembali oleh putra keenam Nurmala bernama JS.
sumber: http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2011/12/21/menjaga-cinta-hingga-ke-pintu-maut/
Kisah Nyata : Menjaga Cinta Hingga ke Pintu Maut
Written By Unknown on Selasa, 27 Desember 2011 | 17.21
Labels:
inspirasi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Komentar:
Posting Komentar