Dipaksa bercinta 36 Nonstop Seorang Pria Keturunan Afrika Minta Ampun

Written By Unknown on Kamis, 03 Mei 2012 | 19.54


Seorang perempuan berusia 47 tahun asal Jerman ditangkap setelah memaksa seorang pria bercinta dengannya selama 36 jam. Demikian dilansir Daily Mail, Kamis (3/5/2012).

Si pria, yang merupakan seorang keturunan Afrika, ditemukan menangis terisak-isal di luar apartemen si maniak seks atau nymphomaniac. Dalam pengakuannya kepada polisi, si pria bertemu wanita itu di dalam sebuah bus. Ia merasa beruntung setelah diundang ke apartemen si perempuan yang terletak di Munich, Jerman.

Namun, dalam kurun waktu 36 jam, si pria terjebak di dalam apartemen setelah si perempuan ingin bercinta terus menerus. Ia berhasil melarikan diri setelah perempuan itu tertidur pulas.
"Ini seperti di neraka. Saya tak bisa jalan. Tolonglah saya," katanya sembari menangis. Perempuan ini dikabarkan dibawa ke RS untuk pemeriksaan psikis.

Si pria diduga adalah korban teranyar si perempuan nymphomaniac dan ini bukan kejadian yang pertama si perempuan bersentuhan dengan hukum gara-gara nafsu seksnya yang besar.

Pertengahan bulan lalu, sebuah media Jerman The Province melaporkan jika perempuan yang sama ditangkap karena memaksa teman kencannya bercinta selama delapan kali. Kejadian ini berlangsung Maret lalu dan karena putus asa ia lalu lari ke balkon dan menelepon polisi untuk meminta perlindungan.
Korban si perempuan bernama Dieter Schulz (43) yang ditemuinya di sebuah bar. Ia kemudian membawa si pria ke apartemennya dan bercinta beberapa kali. Namun, ketika si perempuan meminta lagi, si pria yang kelelahan mengatakan tidak.

"Ia memenuhi permintaan perempuan itu untuk bercinta beberapa kali agar ia bisa meninggalkan apartemen," ujar juru bicara kepolisian setempat.

"Ketika si perempuan meminta terus menerus ia kemudian lari ke balkon. Tuan Schulz menelpon polisi dan meminta bantuan," jelas sang polisi. Schulz mengatakan jika perempuan itu hendak membunuhnya dengan seks.

Lebih gila lagi, ketika polisi datang dan berhasil menyelamatkan Schulz dan menanyai perempuan itu, si maniak seks malah mengundang dua polisi untuk ngeseks dengannya.
19.54 | 0 Komentar | Read More

Broker, Profesi Cepat Kaya

Written By Unknown on Senin, 30 April 2012 | 10.15


Tiga wanita itu turun dari tiga mobil mewah dengan raut cerah. Mereka perlahan-lahan masuk ke sebuah hotel bintang lima di kawasan segitiga emas Jakarta, pekan lalu. Di lobi, 12 orang menghampiri dan mereka segera terlibat percakapan serius. Tiga menit kemudian, mereka terlihat bersalam-salaman dan 12 orang itu pamit.

Di coffee shop, ketiga wanita itu berembuk, saling mencocokkan data selama 10 menit. Sejurus kemudian, mereka terlibat dalam rapat membahas rencana kerja. Hanya sesekali terdengar canda segar, selebihnya berdiskusi dalam rentang waktu ketat. ”Sebagai broker properti, kami amat cermat bekerja,” tutur Sri Utami, salah seorang wanita itu. ”Kami sama-sama sibuk, maka menggunakan waktu sangat efisien.”

Sri dan dua temannya, Fajriah dan Melania, sangat menyadari bahwa sebagai broker profesional, mereka harus memiliki keunggulan-keunggulan komparatif dibandingkan dengan broker lain. Mereka memiliki basis data yang komplet, terutama di Pulau Jawa. Hendak bertanya sampai ke proyek dengan skala 5 hektar ke atas, mereka miliki. Mereka pun mengantongi data menyangkut luasan rumah, harga, dan cara praktis membeli atau menjual rumah atau apartemen. Data yang mereka tawarkan kerap dalam tiga bahasa, yakni bahasa Indonesia, Inggris, dan Mandarin. Inilah salah satu sebab mereka menjadi tempat bertanya para pengembang, eksekutif properti, dan para pencari rumah/apartemen.

Para broker seperti Sri dan kawan-kawan ini pula yang mempunyai kontribusi larisnya sebuah perumahan dan apartemen. Kalau ada apartemen atau perumahan bisa tandas dalam sehari sampai sepekan lamanya, tentu ada kontribusi para broker, sekecil apa pun itu. Bukan rahasia lagi kalau para staf pengembang memandang mereka sebagai salah satu faktor suksesnya penjualan rumah/apartemen. Para staf pengembang tersebut memang mempunyai banyak staf dan jaringan luas untuk merengkuh para pembeli. Akan tetapi, pasukan ”penjual dan pemasaran” itu tentu tidak cukup memadai untuk menjangkau semua lapisan pembeli. Para broker tetap dibutuhkan untuk menjaring pembeli.

Ray Susilo, eksekutif properti di Jakarta, mengatakan, jangan remehkan pendapatan para broker properti ini. Jika memiliki jaringan sangat luas dan berbakat memasarkan properti, seorang broker mampu meraih penghasilan bersih Rp 100 juta per bulan. Sesekali ada broker yang kariernya sedang berkilau bisa mendapat Rp 1,5 miliar per bulan dalam kurun waktu setengah tahun. Ini sebabnya, para broker yang ahli ”bertarung di lapangan” mampu membeli mobil mewah keluaran Jerman dan Inggris.

Pekerjaan menjadi broker properti dalam era booming properti seperti sekarang merupakan pekerjaan menjanjikan. Namun, sayang, tidak banyak yang melihat ini sebagai peluang. Padahal, kalau dikembangkan sedemikian rupa, pendapatan mereka bisa jauh di atas gaji bersih seorang direktur utama perusahaan badan usaha milik negara. Syaratnya pun tidak banyak, jaringan yang sangat luas, sangat luwes, memiliki kapasitas pemasaran dan penjualan, memiliki integritas tinggi, mempunyai etika yang terpuji, berbahasa Inggris fasih, dan sebagainya.

Di luar pekerjaan broker, masih banyak jenis pekerjaan yang memberi perolehan amat besar, tetapi belum terlampau populer, yakni pekerjaan di bidang asuransi. Mengapa? Karena pekerjaan ini (dalam bahasa guyonan) dipandang ”menjual angin”. Namun, tak banyak yang tahu, banyak yang kaya raya karena bekerja di perusahaan asuransi. Pekerjaan lain yang kini sangat menjanjikan adalah menjadi ahli teknologi informasi.

Di Singapura, sekadar menyebut contoh, seorang ahli teknologi informasi mampu meraih pendapatan bersih Rp 80 juta sampai Rp 1,5 miliar per bulan. Kita suka terjebak dalam pemikiran bahwa pekerjaan yang mapan itu adalah bekerja di kantor, masuk jam sekian, dan pulang jam sekian. Padahal, di luar kantor ada banyak pekerjaan prestisius.
10.15 | 2 Komentar | Read More

Gila ?, Malaysia Curi Organ TKI


Malang benar nasib Herman, Abdul Kadir Jaelani, dan Mad Noor di Negeri Jiran. Maksud hati ingin membahagiakan keluarga dengan bekerja di Malaysia, mendapat upah Ringgit yang nilainya lebih besar dari Rupiah. Tapi, siapa dinyana, mereka tewas serempak. Jasadnya penuh jahitan di sana-sini. Tindakan autopsi paramedis yang dinilai janggal, jika kematian mereka hanya disebabkan luka tembak.

Ya, bukan keberuntungan didapat, malah isyunya organ tubuh mereka diperdagangkan. Dengan tewasnya tiga TKI asal Lombok itu, serta banyaknya jahitan di jasad mereka, memunculkan spekulasi adanya perberburuan organ tubuh manusia Indonesia di Malaysia. Mengerikan.

Benarkah spekulasi itu? Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia secara tegas menyatakan, bahwa ketiga TKI asal Lombok tewas tertembak pihak berwajib. Bahkan Ketua BNP2TKI, Jumhur Hidayat juga mengecam hal tersebut.

Tetapi,  Koordinator Crisis Center BNP2TKI, Hendri, justru belum berani menjelaskan kronologis kejadian yang menyebabkan ketiga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) tewas di negeri jiran.

"Kami masih menunggu hasil laporan Kemenlu (Kementrian Luar Negeri) melalui KBRI di Malaysia," ujarnya saat ditemui Bharatanews di Gedung BNP2TKI, Pancoran, Jakarta Selatan, kemarin.

Meski demikian, ditegaskan Hendri, pihaknya sudah melaksanakan apa yang menjadi kewewenangan BNP2TKI. "Kami sudah mengirim jenazah korban ke keluarga, dan bersedia mendampinginya melapor ke Polda NTB guna dilakukan autopsi," tambahnya.

Hal senada juga dinyatakan Kepala BNP2TKI NTB, Syahrum. Malah pihaknya menyangupi mebiayai autopsi. "Jika memang autopsi ini memerlukan biaya, maka kami dari BNP2TKI akan menyiapkan biaya untuk itu. Kami yang akan tanggung," katanya saat dihubungi wartawan.

Belum Siap

Sementara itu, kepala BNP2TKI,  Juhur Hidayat, melalui keterangan presnya, telah menugaskan  Direktur Pengamanan Kedeputian Perlindungan BNP2TKI, Brigjen (Pol) Bambang Purwanto, ke Malaysia untuk mendapatkan kejelasan motif penembakan tersebut.

Meski BNP2TKI terlihat bersemangat mengusut kasus tersebut, namun pihak Polda NTB sebaliknya. Para aparat daerah itu mengaku belum bisa siap melakukan autopsi jenazah Herman, Abdul Kadir Jaelani, dan Mad Noor. Alasannya, karena kasusnya lintas negara, maka diperlukan koordinasi dengan Mabes Polri untuk mendapat petunjuk soal pelaksanaan autopsi.

"Polda NTB harus menyesuaikan langkah dengan pusat, yaitu Mabes Polri dan Kementrian Luar negeri," ujar Kabid Humas Polda NTB, AKBP Sukarman Husein, kepada wartawan, hari ini.

Sedangkan Mabes Polri sendiri masih menunggu koordinasi dari  Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Sehingga kesan yang muncul, antar instansi itu saling menunggu, dan berbelit-belit dalam menangani nasib anak bangsa yang tewas mengenaskan di Malaysia.

"Pertama, dari Kemenlu itu akan melakukan suatu pengecekan berkoordinasi dengan Kemenlu dan polisi setempat (di Malaysia) untuk mengetahui apa yang terjadi. Bila mana ditemukan kejanggalan-kejanggalan kita akan minta kepada kepolisiannya untuk melaksanakan pemeriksaan ulang atau bisa dilaporkan secara jelas," tutur Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Saud Usman Nasution, saat jumpa pers di Mabes Polri, Trunojoyo, Jakarta Selatan, hari ini.

Pencurian Organ Tubuh

Ditambahkan Saud, nantinya Kemenlu membuat surat pada Kepolisian Malaysia tentang proses autopsi dilaksanakan. "Di sana kan ada tindakan-tindakan dokter, dan ada uraiannya, kegiatan dalam melaksanakan autopsi tersebut. Kan setiap autopsi ada langkah-langkahnya dari dokter. Nanti bisa ketahuan apakah ada organ-organ yang dihilangkan," ujarnya terkait merebaknya isyu pencurian organ milik ketiga korban oleh paramedis Malaysia.

Setelah itu, lanjutnya, baru bisa diproses di Tanah Air. Seperti autopsi ulang dan kroscek apa saja yang tidak ada dari organ dari hasil autopsi itu. Jika ada indikasi pencurian organ maka, Polri akan menyampaikan nota keberatan.

"Proses ini, sudah mengikuti peraturan dan proses hukum yang ada di masing-masing negara, dalam hal ini Malaysia. Karena, dugaan pidana itu terjadi di Malaysia maka pengecekan harus dilakukan pihak Kemenlu pada Pemerintah Malaysia lebih dulu,"ungkap Saud.

Menurutnya, jasad ketiga TKI asal NTB itu segera dipulangkan ke Indonesia karena sudah ada dokumen lengkap, termasuk surat autopsi dokter. Hal yang sama juga terjadi bila korban itu WNA di Indonesia.

"Misalnya ada WNA yang meninggal di sini, ya, kami akan melakukan autopsi, dan itu dipertanggungjawabkan, karena akan dimasukkan dalam dokumen untuk melengkapi keberangkatan jenasah dari sini di pesawat. Jadi, tidak bisa diberangkatkan kalau nggak ada hasil autopsinya dari dokter. Bagaimana mungkin bisa diberangkatkan kalau tidak ada keterangan dokter," kata Saud.

Pada bagian lain, Kemenlu sendiri sudah mengirimkan tim khusus, bergabung dengan BNP2TKI untuk menyelidiki kasus tersebut ke Malaysia.

"Bahkan pagi ini saya memutuskan untuk mengirimkan tim khusus Kemenlu untuk bergegas ke Malaysia, meminta informasi secara menyeluruh masalah ini," ujar Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Kemenlu, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, kepada wartawan, kemarin.

Kemenlu juga sudah meminta klarifikasi dari Kedubes Malaysia di Indonesia. Sangat diharapkan pihak perwakilan Malaysia itu segera menyerahkan klarifikasi yang diminta pemerintah Indonesia.

"Ya, Dubes Malaysia di Indonesia diminta segera datang jika sudah ada klarifikasi," ujar Direktur Perlindungan WNI dan BHI, Tatang B Razak, di gedung Kementerian Luar Negeri, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, kepada wartawan, kemarin.

Luka Penuh Jahitan

Seperti diketahui, Herman (34), Abdul Kadir Jaelani (25), dan Mad Noor (28), merupakan buruh migran serabutan. Mereka kedapatan tewas  di Malaysia, diduga menjadi korban penjualan organ tubuh. Ketiganya merupakan warga Dusun Pancor Kopong, Desa Pringgasela Selatan dan Desa Pengadangan, Kecamatan Peringgasela, Lombok Timur, NTB.

Informasi tewasnya ketiga TKI itu diketahui pihak keluarga korban yang sama-sama berada di Malaysia setelah membaca berita di salah satu koran lokal negeri Jiran pada 26 Maret 2012 tentang penemuan motor tak dikenal.

Motor itu ditemukan di daerah pemancingan yang dikunjungi 3 TKI tersebut. Pihak keluarga kemudian mendatangi rumah sakit setempat, dan menemukan mereka ternyata sudah tewas sejak 30 Maret 2012 dengan keterangan luka tembak.

Kendati mendapat keterangan resmi dari rumah sakit, namun salah satu keluarga korban menemukan kejanggalan terhadap tiga jasad tersebut. Yakni, sekujur tubuh korban penuh jahitan.

Ketiganya mendapati jahitan sama, yakni pada bagian kedua matanya, di dada bagian atas dekat lengan kanan ke lengan kiri terdapat jahitan lurus melintang.

Jahitan juga terlihat dari dada hingga ke bagian tengah perut, menyambung ke tengah jahitan atas hingga bawah pusar. Sementara di bawah pusar, terdapat jahitan dari perut bagian kiri hingga bagian kanan.

Keluarga korban sangat tidak yakin kalau jasad Herman, Abdul Kadir Jaelani, dan Mad Noor dioutopsi lantaran tewas ditembak. Sebab tidak mungkin satu atau dua proyektil yang menewaskan mereka, kemudian sekujur tubuhnya penuh jahitan. Terlebih pada bagian-bagian tertentu, seperti jantung, ginjal, liver yang merupakan organ tubuh paling laku diperdagangkan.

Gila juga, tuh, orang-orang Malaysia. Setelah mencaplok pulau, mengimpor teroris (DR Azhari dan Nurdin M. Top), membantai Orang Utan, mengacak-ngacak perkebunan sawit, menculik wanita untuk dijadikan pelacur, kini giliran berburu organ tubuh rakyat Indonesia.

Malang benar nasib Herman, Abdul Kadir Jaelani, dan Mad Noor di Negeri Jiran. Maksud hati ingin membahagiakan keluarga dengan bekerja di Malaysia, mendapat upah Ringgit yang nilainya lebih besar dari Rupiah. Tapi, siapa dinyana, mereka tewas serempak. Jasadnya penuh jahitan di sana-sini. Tindakan autopsi paramedis yang dinilai janggal, jika kematian mereka hanya disebabkan luka tembak.
Ya, bukan keberuntungan didapat, malah isyunya organ tubuh mereka diperdagangkan. Dengan tewasnya tiga TKI asal Lombok itu, serta banyaknya jahitan di jasad mereka, memunculkan spekulasi adanya perberburuan organ tubuh manusia Indonesia di Malaysia. Mengerikan.
Benarkah spekulasi itu? Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia secara tegas menyatakan, bahwa ketiga TKI asal Lombok tewas tertembak pihak berwajib. Bahkan Ketua BNP2TKI, Jumhur Hidayat juga mengecam hal tersebut.

Tetapi,  Koordinator Crisis Center BNP2TKI, Hendri, justru belum berani menjelaskan kronologis kejadian yang menyebabkan ketiga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) tewas di negeri jiran.

"Kami masih menunggu hasil laporan Kemenlu (Kementrian Luar Negeri) melalui KBRI di Malaysia," ujarnya saat ditemui Bharatanews di Gedung BNP2TKI, Pancoran, Jakarta Selatan, kemarin.

Meski demikian, ditegaskan Hendri, pihaknya sudah melaksanakan apa yang menjadi kewewenangan BNP2TKI. "Kami sudah mengirim jenazah korban ke keluarga, dan bersedia mendampinginya melapor ke Polda NTB guna dilakukan autopsi," tambahnya.

Hal senada juga dinyatakan Kepala BNP2TKI NTB, Syahrum. Malah pihaknya menyangupi mebiayai autopsi. "Jika memang autopsi ini memerlukan biaya, maka kami dari BNP2TKI akan menyiapkan biaya untuk itu. Kami yang akan tanggung," katanya saat dihubungi wartawan.
Belum Siap

Sementara itu, kepala BNP2TKI,  Juhur Hidayat, melalui keterangan presnya, telah menugaskan  Direktur Pengamanan Kedeputian Perlindungan BNP2TKI, Brigjen (Pol) Bambang Purwanto, ke Malaysia untuk mendapatkan kejelasan motif penembakan tersebut.

Meski BNP2TKI terlihat bersemangat mengusut kasus tersebut, namun pihak Polda NTB sebaliknya. Para aparat daerah itu mengaku belum bisa siap melakukan autopsi jenazah Herman, Abdul Kadir Jaelani, dan Mad Noor. Alasannya, karena kasusnya lintas negara, maka diperlukan koordinasi dengan Mabes Polri untuk mendapat petunjuk soal pelaksanaan autopsi.
"Polda NTB harus menyesuaikan langkah dengan pusat, yaitu Mabes Polri dan Kementrian Luar negeri," ujar Kabid Humas Polda NTB, AKBP Sukarman Husein, kepada wartawan, hari ini.

Sedangkan Mabes Polri sendiri masih menunggu koordinasi dari  Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Sehingga kesan yang muncul, antar instansi itu saling menunggu, dan berbelit-belit dalam menangani nasib anak bangsa yang tewas mengenaskan di Malaysia.
"Pertama, dari Kemenlu itu akan melakukan suatu pengecekan berkoordinasi dengan Kemenlu dan polisi setempat (di Malaysia) untuk mengetahui apa yang terjadi. Bila mana ditemukan kejanggalan-kejanggalan kita akan minta kepada kepolisiannya untuk melaksanakan pemeriksaan ulang atau bisa dilaporkan secara jelas," tutur Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Saud Usman Nasution, saat jumpa pers di Mabes Polri, Trunojoyo, Jakarta Selatan, hari ini.
Pencurian Organ Tubuh

Ditambahkan Saud, nantinya Kemenlu membuat surat pada Kepolisian Malaysia tentang proses autopsi dilaksanakan. "Di sana kan ada tindakan-tindakan dokter, dan ada uraiannya, kegiatan dalam melaksanakan autopsi tersebut. Kan setiap autopsi ada langkah-langkahnya dari dokter. Nanti bisa ketahuan apakah ada organ-organ yang dihilangkan," ujarnya terkait merebaknya isyu pencurian organ milik ketiga korban oleh paramedis Malaysia.

Setelah itu, lanjutnya, baru bisa diproses di Tanah Air. Seperti autopsi ulang dan kroscek apa saja yang tidak ada dari organ dari hasil autopsi itu. Jika ada indikasi pencurian organ maka, Polri akan menyampaikan nota keberatan.

"Proses ini, sudah mengikuti peraturan dan proses hukum yang ada di masing-masing negara, dalam hal ini Malaysia. Karena, dugaan pidana itu terjadi di Malaysia maka pengecekan harus dilakukan pihak Kemenlu pada Pemerintah Malaysia lebih dulu,"ungkap Saud.

Menurutnya, jasad ketiga TKI asal NTB itu segera dipulangkan ke Indonesia karena sudah ada dokumen lengkap, termasuk surat autopsi dokter. Hal yang sama juga terjadi bila korban itu WNA di Indonesia.

"Misalnya ada WNA yang meninggal di sini, ya, kami akan melakukan autopsi, dan itu dipertanggungjawabkan, karena akan dimasukkan dalam dokumen untuk melengkapi keberangkatan jenasah dari sini di pesawat. Jadi, tidak bisa diberangkatkan kalau nggak ada hasil autopsinya dari dokter. Bagaimana mungkin bisa diberangkatkan kalau tidak ada keterangan dokter," kata Saud.

Pada bagian lain, Kemenlu sendiri sudah mengirimkan tim khusus, bergabung dengan BNP2TKI untuk menyelidiki kasus tersebut ke Malaysia.

"Bahkan pagi ini saya memutuskan untuk mengirimkan tim khusus Kemenlu untuk bergegas ke Malaysia, meminta informasi secara menyeluruh masalah ini," ujar Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Kemenlu, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, kepada wartawan, kemarin.

Kemenlu juga sudah meminta klarifikasi dari Kedubes Malaysia di Indonesia. Sangat diharapkan pihak perwakilan Malaysia itu segera menyerahkan klarifikasi yang diminta pemerintah Indonesia.

"Ya, Dubes Malaysia di Indonesia diminta segera datang jika sudah ada klarifikasi," ujar Direktur Perlindungan WNI dan BHI, Tatang B Razak, di gedung Kementerian Luar Negeri, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, kepada wartawan, kemarin.
Luka Penuh Jahitan

Seperti diketahui, Herman (34), Abdul Kadir Jaelani (25), dan Mad Noor (28), merupakan buruh migran serabutan. Mereka kedapatan tewas  di Malaysia, diduga menjadi korban penjualan organ tubuh. Ketiganya merupakan warga Dusun Pancor Kopong, Desa Pringgasela Selatan dan Desa Pengadangan, Kecamatan Peringgasela, Lombok Timur, NTB.

Informasi tewasnya ketiga TKI itu diketahui pihak keluarga korban yang sama-sama berada di Malaysia setelah membaca berita di salah satu koran lokal negeri Jiran pada 26 Maret 2012 tentang penemuan motor tak dikenal.

Motor itu ditemukan di daerah pemancingan yang dikunjungi 3 TKI tersebut. Pihak keluarga kemudian mendatangi rumah sakit setempat, dan menemukan mereka ternyata sudah tewas sejak 30 Maret 2012 dengan keterangan luka tembak.

Kendati mendapat keterangan resmi dari rumah sakit, namun salah satu keluarga korban menemukan kejanggalan terhadap tiga jasad tersebut. Yakni, sekujur tubuh korban penuh jahitan.

Ketiganya mendapati jahitan sama, yakni pada bagian kedua matanya, di dada bagian atas dekat lengan kanan ke lengan kiri terdapat jahitan lurus melintang.

Jahitan juga terlihat dari dada hingga ke bagian tengah perut, menyambung ke tengah jahitan atas hingga bawah pusar. Sementara di bawah pusar, terdapat jahitan dari perut bagian kiri hingga bagian kanan.
Keluarga korban sangat tidak yakin kalau jasad Herman, Abdul Kadir Jaelani, dan Mad Noor dioutopsi lantaran tewas ditembak. Sebab tidak mungkin satu atau dua proyektil yang menewaskan mereka, kemudian sekujur tubuhnya penuh jahitan. Terlebih pada bagian-bagian tertentu, seperti jantung, ginjal, liver yang merupakan organ tubuh paling laku diperdagangkan.
Gila juga, tuh, orang-orang Malaysia. Setelah mencaplok pulau, mengimpor teroris (DR Azhari dan Nurdin M. Top), membantai Orang Utan, mengacak-ngacak perkebunan sawit, menculik wanita untuk dijadikan pelacur, kini giliran berburu organ tubuh rakyat Indonesia.
09.27 | 1 Komentar | Read More

Bukti Video Mesum DPR Ternyata Hoax

kronologis dan ciri kepalsuan (hoax) video mesum DPR

kronologisnya dari yg gw tahu gini

1. Mr.X yang d duga EGM menelepon IRNews untuk membuka situs kilikitik.net(kata irnews)
2. Pemilik IRNews adalah George Toitsuta(TNI)
3. selang kurang dari sejam setelah berita d muat IRNews kilikitik langsung d tutup, artinya yg nelpon sama yg punya site idientik/dekat.
4. Ruhut sitompul(Demokrat) yang ngaku2 uda nntn setelah d tanya d twitternya ngomong kalau videonya sudah dihapus(padahal mgkn ga ada)
5. Roy Suryo(Demokrat) baru liat pic uda koar2 asli, padahal ga punya video
6. polisi nyari2 videonya sampe minta sama wartawan tapi tetep ga ada
7. Dr.Karolin Bokapnya adalah Gubernur kalbar yang akan mencalonkn diri kembali dalam waktu dekat, muncul teori konspirasi baru(masih belum pasti) bahwa salah satu balon gubernur kalbar yaiitu "Mayjen H. Armyn Alianyang"(TNI) berkonspirasi dengan George Toitsuta yg merupakan temannya d TNI untuk menjatuhkn citra gubernur kalbar saingannya. TNI sendiri memiliki benang merah dengan demokrat yang mana SBY adalah ex-TNI.
8. video ga pernah beredar, hanya gambar capture yang beda resolusi, pencahayaan dan lokasi, dalam pic ada yang ranjang warna coklat, ada yang pojok ranjang warna hitam, bentuk ranjangnya jg beda, pic capturenya saya attach. dan lagi muka Dr.Karolin itu pasaran sekali, gw perhatikn foto blur itu malah lebih mirip Puan Maharani ) .


CEK GAMBAR INI, WARNA DAN BENTUK RANJANG BERBEDA!!!
(cek yg saya kasi angka 1 & 2)



credit : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=14200073
09.13 | 3 Komentar | Read More

Buat yang Gampang Nyerah, Belajarlah dari Siput Ini!

Written By Unknown on Minggu, 29 April 2012 | 00.33

Buat yang semangatnya lagi loyo, buat yang gampang putus asa, semoga perjuangan siput ini bisa menjadi cermin dan pandangan bagi kita untuk tak kenal lelah dan gampang putus asa.


Saat orang-orang berkata bahwa kamu tidak bisa melakukan sesuatu...BUKTIKANLAH!
Lihatlah sekelilingmu....
Pertimbangkanlah semua kemungkinan yang ada...
Lalu mulailah melangkah!
Kerahkan semua tenaga dan potensi yang telah diberikan Tuhan dalam hidupmu...
Jadilah pribadi yang kreatif!
Pada akhirnya, kamu akan sukses dan membuktikan bahwa mereka telah salah menilai dirimu !!

Lihat Siput Ini! Buat yang Gampang Nyerah, Belajarlah Dari Siput Ini!

sumber : http://forum.kompas.com/teras/79267-buat-yang-gampang-nyerah-belajarlah-dari-siput-ini.html
00.33 | 0 Komentar | Read More
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...