Tren selalu berputar dan berubah. Ada masanya penonton TV bosan disuguhi artis yang itu-itu lagi. Kalau Anda lihat, awal 2012 ini sinetron yang dibintangi pemain baru malah lebih mencuri perhatian.
SUDAH sejak lama primetime RCTI identik dengan sinetron.
Melalui slot Mega Sinetron, sudah puluhan tahun RCTI menghadirkan sinetron-sinetron populer di slot primetime. Namun roda selalu berputar. Tiga tahun terakhir RCTI mempercayakan secara penuh slot primetime pada SinemArt dan sukses menciptakan sinetron nomor 1 berjumlah ratusan episode seperti Kemilau Cinta Kamila, Putri Yang Ditukar, dan Anugerah. Tapi pada awal 2012 ini pamor sinetronnya mengalami penurunan. Malah 2 pekan ini, SinemArt hanya dapat 1 judul. Slot early primetime dipercayakan pada Rapi Films.
Padahal dari segi pemilihan pemain, sinetron RCTI paling wah dibandingkan TV lain. Dalam Karunia, SinemArt memasang bintang top dari generasi muda seperti Marshanda, Mischa Chandrawinata, Raya Kohandi, Samuel Rizal; sampai angkatan senior seperti Paramitha Rusady, Anjasmara dan Teuku Ryan.
Episode-episode awal memang masuk 10 besar. Namun perlahan ratingnya terus menurun. Sampai akhirnya ada pengurangan pemain, dan berakhir di episode 63.
Masih ada Asmara, dan iSkul yang meraih rating lebih rendah dan episodenya lebih pendek. Judul yang terakhir, hanya bertahan 13 episode.
Yusra dan Yumna memang bertahan sampai 135 episode. Namun perolehan ratingnya juga tak istimewa. Kerap terlempar dari 10 besar.
Ke mana penonton setia Putri Yang Ditukar dan Anugerah yang dulu membuat RCTI meraih rating primetime fantastis dan stabil?
Tren selalu berputar dan berubah. Ada masanya penonton TV bosan disuguhi artis yang itu-itu lagi. Kalau Anda lihat, awal 2012 ini sinetron yang dibintangi pemain baru malah lebih mencuri perhatian. Di antaranya; Tutur Tinular versi 2011, Tendangan Si Madun, dan Putih Abu-abu.
Tiga judul ini jelas tidak mengandalkan pemain. Pemain utama 3 sinetron itu: Rico Verald, Yusuf Mahardhika, dan Feby Rastanty bukanlah artis stripping sebelum membintangi judul-judul di atas. Namun toh kehadiran mereka ternyata justru lebih mencuri perhatian dibandingkan artis-artis yang langganan stripping.
Selain itu, tren sinetron drama yang mengusung konflik keluarga juga mulai ditinggalkan. Drama tukar menukar anak berlinang airmata tak mempan jadi senjata pendongkrak rating. Bertahun-tahun disuguhi cerita sejenis, penonton pun berpaling saat sinetron kolosal, remaja, dan anak-anak bermunculan di layar kaca.
RCTI-SinemArt cukup cerdik. Alih-alih jadi follower sinetron sukses yang sudah ada, mereka menampilkan alternatif lain. Diangkat dari FTV yang pernah sukses sekitar 6 tahun lalu, muncullah Tukang Bubur Naik Haji The Series. Ide yang brilian, mengingat rerunnya yang kerap tayang di MNCTV saja masih berpotensi meraup rating tinggi.
Berbeda dengan judul sebelumnya, artis favorit stripping tak menghiasi sinetron yang disutradarai H. Ucik Supra. Paling hanya Citra Kirana (berperan sebagai Romunah) yang wajahnya tak pernah absen menghiasi layar kaca lewat stripping Janji Cinta, Nikita, Safa dan Marwah, Ketika Cinta Bertasbih, Putri Yang Ditukar, sampai Dewa.
Cerita yang penuh pesan moral, dengan pemain senior seperti Nani Wijaya, Mat Solar, Uci Bing Slamet, dan El Manik, seolah mengobati kerinduan pemirsa TV yang rindu akan kehadiran sinetron yang bukan hanya sekadar tontonan, tapi juga menjadi tuntunan. Terbukti, selama 3 hari terakhir ratingnya stabil di 3 besar. Bahkan, Tukang Bubur Naik Haji The Series menjadi acara kategori drama dengan posisi tertinggi selama 3 hari ini. TVRnya di atas 4, sharenya di atas 15. Mematahkan dominasi Putih Abu-abu, Tutur Tinular versi 2011, dan Aladdin.
Tantangannya sekarang, bagaimana mempertahankan agar posisi Tukang Bubur Naik Haji The Series tetap bagus. Sudah bukan rahasia makin panjang jumlah episode sinetron, makin sulit juga mempertahankan mutu dan cerita yang logis. Sinetron bernuansa religi seperti ini, enggak lucu dong tiba-tiba muncul cerita soal amnesia atau hewan bisa bicara.
Tampil beda dan berhasil mengembalikan kejayaan primetime bersama Tukang Bubur Naik Haji The Series, beberapa upcoming sinetron RCTI justru menampilkan genre andalan TV tetangga; remaja dan anak-anak. Lihatlah promo Yang Masih di Bawah Umur, dan Hanya Kamu.
Akankah 2 sinetron ini juga berhasil menaikkan kembali kejayaan sinetron primetime RCTI seperti Tukang Bubur Naik Haji The Series?
0 Komentar:
Posting Komentar