Geerts Wilders |
Geerts Wilders, 48, dari Partai Kebebasan alias Partij Voor de Vrijheid ( PVV), yang anti Islam, baru-baru ini bersuara lantang : Usir Greenpeace dari Belanda! Alasannya, Greenpeace menghalangi proyek pusat listrik berkekuatan batubara.
Pernyataan lantang terbarunya itu menambah panjang daftar musuh bagi politisi berambut pirang buatan, yang dalam tubuhnya mengalir darah wanita kelahiran Sukabumi ini. Yakni mereka yang harus diusir dari negerinya.
Semenjak awal Geerts Wilders tanpa bahasa diplomasi mengecam dan menyerang Islam. Menggunakan ungkapan-ungkapan yang menghina Islam dan menghina pemakai jilbab.
Usulannya mewajibkan bayar pajak bagi pemakai jilbab dengan istilah buatannya sendiri “pajak gombal” (kopvoddentax) membuat murka banyak orang termasuk sejumlah anggota parlemen.
BIKIN MALU
Berbagai lapisan masyarakat Belanda malu punya tokoh politik seperti Wilders yang bermulut kasar. Lebih dari itu, sikap anti Islam dan anti migran membuat Belanda berubah dari negara toleran menjadi negara kuper. PVV menolak dan mengusir semua yang tidak sejalan dengan norma-norma yang menurut mereka tidak lumrah di Belanda.
Tokoh partai populis PVV ini menyebut kepedulian sosial dan kesadaran bermasyarakat partai-partai kiri seperti GroenLinks (Kiri Hijau) sebagai “hobi kaum kiri”. Meminjam istilah hobi yang diucapkannya, maka tidak salah melihat Wilders punya hobi menghina.
“Kreativitasnya mencari kata-kata nyelekit, layak dapat acungan jempol, “ tulis Radio Belanda, RNW.
“Tingkatkan keamanan, turunkan jumlah migran! “ Begitu salah satu slogan partainya Wilders melalui acara televisi Belanda. Ia mengatakah hal itu seraya berdiri di muka sebuah masjid besar di salah satu kota di Belanda.
Jelas, ini peringatannya pada publik Belanda agar waspada terhadap para pendatang Islam.
Wilders, kelahiran 6 September 1963 ini, juga anti Dwikewarganegaraan. Dengan kata-katanya yang pedas, sutradara film Fitna – yang menghebohkan dunia Islam – ini membuat Nebahat Albayrak, tokoh dan anggota parlemen dari partai buruh PvdA berdarah Turki yang berkewarganegaraan Belanda dan Turki, ternanar.
DILARANG MASUK
Selain menjaga perbatasan Uni Eropa, PVV-nya Wilders, bagaikan Satpam galak menjaga perbatasan Belanda. Belakangan PVV ingin mengusir Greenpeace dari Belanda. Pasalnya organisasi lingkungan ini merintangi pembangunan pusat listrik tenaga batu bara di Belanda.
Sylvia Borren, direktur Greenpeace yang berkantor di Amsterdam heran betul. PVV adalah singkatan Partij Voor de Vrijheid, artinya partai kebebasan. Artinya bebas pula mengemukakan pendapat. Mengapa ingin membungkam Greenpeace?
Bukan hanya di Belanda saja nasib Greenpeace lagi sial. Niat Direktur Eksekutif Greenpeace John Bernard Sauven dari Inggris ke Indonesia, terhenti di imigrasi bandara. Kakinya belum sampai memijak aspal Jakarta, ia langsung diterbangkan pulang.
Greenpeace memang lantang mengutarakan pendapat, tidak kalah dari Wilders dan PVV-nya. Partai yang sekarang mau mengusir LSM lingkungan itu dari Belanda.
INDONESIA
Di Indonesia, nasib Greenpeace pun tidak lebih baik. Banyak juga pihak yang mau mengusir mereka dari Indonesia. Front Pembela Islam (FPI) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga ingin mengusir Greenpeace.
Pasalnya Greenpeace mendapat dana hasil undian di Belanda.
Walhasil, PVV di satu pihak, MUI dan FPI di pihak lain yang bermusuhan itu seolah jadi berteman. Ini sebenarnya tidak aneh. Bukankah ada ungkapan dalam bahasa Inggris: The enemy of my enemy is my friend. Musuh dari musuhku adalah temanku. (RNW/dms)
0 Komentar:
Posting Komentar