Warga berpikir jika ada peristiwa ghaib yang sedang berlangsung yakni mayat mendadak raib sebelum dikuburkan. Rupanya usut punya usut, jenazah itu lupa dimasukkan peti mati dan masih tertinggal di kamar mayat RSU dr Soetomo Surabaya.
Tentu saja keluarga korban marah. Tak hanya marah, peti mati itu pun dirusak oleh warga. Selanjutnya keluarga menghubungi pihak kamar mayat dan diterima oleh Bambang, petugas administrasi.
"Saya menjelaskan jika mayatnya memang ketinggalan dan masih di lemari pendingin karena keluarga tak mau memeriksa sebab kondisi mayat yang busuk," ujar Bambang kepada detiksurabaya.com, Minggu (27/11/2011).
Sementara petugas ambulance yang kebagian tugas membawa jenazah ke rumah duka tak luput dari makian dan kemarahan keluarga korban.
"Saya disuruh mengantar peti mati yang katanya berisi jenazah ke rumah kediaman keluarga," kata Topa, kenek ambulance kamar mayat RSU dr Soetomo.
Topa saat itu berangkat bersama sopir ambulance, Kus, ke Wonorejo. Saat itu Kus sudah merasa jika peti mati itu lebih enteng dari biasanya. Tapi Kus hanya memendam kecurigaan itu karena dia tidak berhak membuka peti mati. Setiba di lokasi, peti mati segera dikeluarkan dan disambut oleh warga dan para pelayat.
Kus dan Topa juga baru sadar setelah diberitahu oleh Bambang setiba kembali ke kamar mayat. Akhirnya Kus dan Topa mengantarkan kembali jenazah Mitoni. "Kami tentu saja dapat omelan karena kejadian itu," kata Topa.
Jenazah Mitoni memang dalam keadaan membusuk. Dan jenazah dalam kondisi seperti itu biasanya harus dimasukkan ke dalam peti mati yang tertutup. Jenazah Mitoni sendiri ditemukan Sabtu (26/11/2011) malam di semak-semak dekat SD Muhammadiyah, Jalan Mastrip. Diperkirakan Mitoni sudah tewas selama seminggu sebelum mayatnya ditemukan.
Kejadian yang unik dan menggelikan bagi orang lain, tapi tentu saja tidak bagi keluarga Mitoni. Setelah jenazah diantar kembali ke rumah duka, akhirnya Mitoni dimakamkan.
0 Komentar:
Posting Komentar