Profil Asma Assad Permaisuri Bashar al-Assad Presiden Suriah

Written By Unknown on Rabu, 01 Februari 2012 | 10.03



Asma Assad, 36 tahun, dibesarkan di Acton, London Barat. Di sana ia dikenal sebagai "Emma".

Dia adalah putri dari ahli jantung Fawaz Akhras dan pensiunan diplomat Sahar Otri. Kedua orang tuanya itu Muslim Sunni, yang pindah dari Suriah ke London tahun 1950-an. Kepindahan itu memungkinkan sang ayah mendapatkan pendidikan yang terbaik dan pelatihan medis. Sang ayah kini bekerja di Rumah Sakit Cromwell dan di Harley Street.

Asma, yang memiliki kewarganegaraan ganda, yaitu Inggris dan Suriah, dididik di sebuah sekolah Church of England di Ealing sebelum ia masuk ke sekolah swasta khusus perempuan, Queen’s College di Harley Street.

Dari Queen’s, di mana ia meraih prestasi yang cemerlang, Asma melanjutkan ke King's College London untuk belajar Ilmu Komputer dan meraih ijazah dalam Sastra Perancis. Ketika lulus, dan setelah sempat bepergian selama enam bulan, ia bergabung dengan Deutsche Bank sebagai analis bidang hedge-fund management.

Dia kemudian pindah ke bank investasi JP Morgan dan bekerja di Paris, New York, serta London. Pada suatu kesempatan libur keluarga, ia kembali ke Suriah. Ketika itulah dia bertemu Bashar.

Bashar kemudian datang ke London untuk belajar Oftalmologi (cabang ilmu kedokteran yang mempelajari anatomi, fungsi, patologi, dan perawatan mata). Namun, ia harus pulang lebih awal ke Suriah setelah kakaknya, Basil, yang menjadi ahli waris kekuasaan ayahnya, yaitu Hafez al Assad, meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil.

Asma mulai menemui Bashar secara rahasia. Ia kemudian mengundurkan diri dari JP Morgan hanya sebulan sebelum pernikahan. Ia tidak membeberkan alasan sebenarnya ketika mengundurkan diri. Bersama ayahnya, Asma telah mendirikan beberapa badan amal yang berbasis di London, seperti Syria Heritage.



Majalah Vogue menggambarkan Asma sebagai "ibu negara paling segar dan paling punya daya tarik". Ia juga menduduki puncak daftar "perempuan paling modis dalam politik" versi majalah Elle dari Perancis.

Bashar dan Asma sekarang tinggal di sebuah apertemen berjendela kaca di Damaskus. Tiga anak laki-laki mereka belajar di sebuah sekolah Montessori.

Asma bisa berbicara empat bahasa. Koneksinya dengan Perancis telah memungkinkan dia membujuk pengelola Museum Louvre untuk membantunya menyelenggarakan atraksi budaya Suriah.

0 Komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...