Wisata Bawah Tanah

Written By Unknown on Jumat, 09 Desember 2011 | 18.48

BANYAK tempat-tempat indah yang terlihat di atas muka bumi. Kita bisa menikmatinya dengan cara hiking, tracking, menggunakan sepeda atau alat-alat transportasi lainnya. Kita bisa juga naik helikopter, sky train, cable car, dan lain-lain untuk obyek-obyek wisata yang indah terlihat dari tempat tinggi atau memang terletak di dataran tinggi.

Kita bisa menyelam atau pergi ke underwater aquarium untuk menikmati keindahan alam bawah laut. Bagi Anda yang tidak bisa berenang dan takut tenggelam seperti saya, mungkin hanya bisa menikmati alam yang terlihat di atas bumi. Eh, tapi nanti dulu... bagaimana dengan tempat-tempat indah di bawah tanah?

Ternyata banyak juga tempat-tempat indah yang tersembunyi di bawah tanah, biasa juga disebut wisata underground. Tempat-tempat wisata bawah tanah ini tentunya mempunyai keunikan tersendiri dan menarik untuk dijelajahi. Tempat-tempat ini bisa terbentuk oleh proses alam atau juga buatan manusia.

Mungkin tempat-tempat bawah tanah yang ada di artikel ini tidak termasuk dalam top 10 list di dunia, tapi rasanya tetap menarik untuk dibaca.

St. Beatus-Höhlen atau gua St. Beatus di Interlaken Ost (Interlaken Timur), Swiss. 




Nama St. Beatus diambil dari nama salah satu orang suci di Swiss. Legenda mengatakan, St. Beatus lahir di Irlandia kira-kira pada tahun 20 masehi. Setelah lulus sekolah agama di Roma, St. Beatus diutus pergi ke Interlaken, untuk menyebarkan agama Kristen. Sesampai di sana, gua tersebut dijaga oleh seekor naga. St. Beatus membunuh naga itu dan tinggal di dalam gua sampai akhir hidupnya. Patung seekor naga kini menghiasi pintu masuk gua untuk mengingatkan perjuangan St. Beatus.

Kunci dari keindahan gua ini adalah stalaktit dan stalakmit yang berada di dalamnya. Stalaktit terbentuk dari pengendapan tetes kalsium dan mineral lain. Jika tetesan air ini berada di atap gua, ia akan menetes ke bawah dan terbentuklah stalakmit dengan proses pengendapan yang sama.

Walau gua St. Beatus telah digunakan oleh manusia pada zaman batu, gua ini baru dibuka untuk umum sebagai obyek wisata semenjak tahun 1904. Sinar lampu menerangi gua memantulkan cahaya, menambah keindahan alam gua. Tak ketinggalan suara percikan air yang mengiringi perjalanan anda menyusurinya. Sungguh mengagumkan karya Tuhan lewat alam yang terbentuk selama berjuta-juta tahun dan kini bisa anda nikmati dalam sehari.

Piramid Giza di Kairo, Mesir



Pintu Piramida Giza




Umm... siapa yang tak pernah dengar kata piramid. Bagi yang gemar membaca komik Tintin, pasti juga telah mengenal kata ini sejak dulu. Apalagi ketika Profesor Calculus sakit keras dan kesurupan setelah pulang dari ekspedisi pencarian mumi bersama dengan ketujuh ilmuwan lain.

Pembangunan piramid bisa lebih dari 20 tahun dan membutuhkan 2,3 juta batu kapur yang masing-masing mempunyai rata-rata seberat 2,5 ton. Piramid dibangun sebagai makam pada zaman dinasti Pharaoh. Budaya Mesir kuno mengharuskan raja dan keluarga kerajaan atau binatang kesayangan, diawetkan lewat peristiwa pembalsaman ketika mereka meninggal sebagai tanda penghormatan. Inilah yang sekarang kita kenal dengan nama mumi.

Rasa ingin tahu akan kebesaran pemerintahan raja Pharaoh menarik saya untuk melihat bagaimana sih bentuk dalam sebuah piramid. Ternyata, Anda harus menyelusuri lorong sepanjang beberapa meter sebelum bisa sampai di makam tempat di mana mereka dulu menyimpan mumi. Lorong menuju makam sengaja dibuat dengan ketinggian kurang dari satu meter, sehingga kita harus membungkuk menelusurinya. Ini dibuat lagi-lagi sebagai penghormatan kepada sang raja.

Sesampainya di dasar, Anda bisa kembali berdiri tegak. Di sanalah dulu tempat mumi-mumi itu berada. Pada saat itu kami berkesempatan masuk ke salah satu dari tiga piramid Giza. Sayang tidak diperbolehkan untuk mengambil gambar, jadi hanya bisa menyimpan kenangan tanpa bukti photo, istilah teman saya, no camera picture, only mind picture. Ada sedikit peninggalan huruf-huruf hiroglif di dinding piramid, tapi sepertinya hampir sudah hilang, entah dimakan usia atau oleh tangan manusia.

Cistern

Tempat penampungan air St. Basilica di Istanbul, Turki disebut juga Sunken Palace atau Sunken Cistern. Cistern ini terletak di kota Istanbul, sekitar 150 meter dari Hagia Sophia. Tempat ini dibangun pada Zaman kekaisaran raja Konstantin. Sejarah mencatat, nama tua dari Istanbul adalah Bizantium atau Konstantinopel, diambil dari nama Raja Konstantin pada jaman bizantium. Tempat ini sempat terlupakan setelah Istanbul ditaklukkan oleh tentara Ottoman Turki. St. Basilica Cistern ditemukan kembali pada tahun 1545. Tempat penampungan air ini dulu digunakan untuk mengairi taman-taman di Istana Topkapi.

Di dalam St. Basilica terdapat taman-taman yang dikelilingi oleh pilar-pilar besar. Anda beruntung jika bisa menemukan salah satu pilar yang dipahat dengan wajah Mendusa. Menurut mitos, Mendusa adalah salah satu dari tiga makhluk yang paling menyeramkan pada jaman Yunani. Menyeramkan memang bagi saya, karena Mendusa berambut ular. Ular ini dapat merubah siapapun yang melihatnya menjadi batu. Image dari makhluk ini dipakai untuk melindungi bangunan-bangunan hebat, salah satunya ya St. Basilica.

Untuk melihat peninggalan bersejarah ini, anda harus turun ke bawah tanah. Menuruni tangga menuju St. Basilica terkesan mistik. Lampu-lampu cantik menyoroti tempat ini dan membuat kilauan air seperti berwarna. Terdengar riak air dari ikan-ikan yang berenang di sana. Katanya, dibutuhkan 7.000 budak untuk membangun tempat bersejarah ini. Satu lagi hasil karya manusia melalui perbudakan yang bisa dinikmati sampai sekarang. Semoga bisa dijadikan pelajaran yang berguna tanpa harus melakukan perbudakan serupa.

0 Komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...