Rahasia Kecerdasan Yahudi

Written By Unknown on Jumat, 09 Desember 2011 | 18.19

Kali ini saya ingin mendiskusikan tentang apakah Orang Yahudi Cerdas itu mitos atau fakta ?
kita di sini tidak akan membahas masalah politik ,maupun konflik agama .ataupun konspirasi konspirasi atau new world order tapi kita membahas Kecerdasan yahudi


Kita tau tentang Albert Einsten ,Mark zuckerberg ,Sergey Brin,Larry Page dan ratusan daftar panjang lainnya dari Orang Orang Yahudi yang berkontribusi terhadap kemajuan Dunia ini

Apa sih kelebihan mereka yang hanya berjumlah nol koma sekian persen dari jumlah populasi umat manusia di muka bumi ini, inilah penjelasannya ....

Orang-orang Yahudi adalah orang-orang yang sangat pintar.
Dahulu, bahkan sampai sekarang, bangsa Yahudi sudah terlanjur dilabeli dengan karakteristik otak dan kepintarannya. Sebutan “Otak Yahudi” digunakan untuk menjuluki orang yang pandai, tidak pandang bulu apakah dia orang Yahudi atau bukan. Apakah ini hanya mitos atau sekedar anti-semit? Belum tentu karena orang yang tidak berpandangan sentiment seperti itu pun banyak juga yang menerima mitos tersebut sebagai fakta yang tak diragukan, walaupun ada kecemburuan terlibat di dalamnya. Kecemburuan yang berakar dari kekaguman. Sementara, para anti-semit mengatakan sebutan ‘Otak Yahudi’ dalam konteks yang negatif.

Hal yang menarik bahwa orang Yahudi berhasil menyatukan para pencela dan pendukung mereka untuk menyetujui satu hal, setidaknya tak seorang pun pernah menganggap bahwa bangsa Yahudi-di mana semua anak telah tumbuh besar dalam pemahaman ini-bahwa mereka adalah bangsa yang cerdas serta berpikiran tajam. Generalisasi seperti itu adalah derita yang juga dialami oleh etnis lain. Hampir semua bangsa mempunyai karakteristik khastersendiri; tidak relevan apakah karakteristik-karakteristik yang dinisbahkan kepada mereka itu benar atau salah. Bahwa orang skotlandia adalah bangsa yang kikir, orang Meksiko pemalas, bangsa Swiss kaku, orang Jepang berbelit-belit, atau orang Jerman yang suka memamerkan kepintarannya.

Ada dua hal, pertama, ada mitos yang dibangun mengenai karifan dan kecerdikan bangsa Yahudi, dan kedua, kita pun memiliki teknik-teknik aktual yang telah digunakan oleh bangsa Yahudi selama berabad-abad. Bangsa Yahudi cerdas karena mereka memiliki metode serta teknik-teknik untuk mengembangkan sebuah rahasia budaya yang telah mereka simpan selama ribuan tahun.

Pikirkan bahwa Anda bisa mengajari anak-anak Norwegia, misalnya, bagaimana mengingat berton-ton informasi untuk menghadapi ujian dengan memakai sistem yang sama yang telah membantu siswa-siswi di Yeshiva-Yeshiva menghafalkan Talmud dengan sangat baik. Anda pun bisa membimbing para pengusaha bagaimana bernegosiasi dengan cara yang sama seperti yang dilakukan oleh saudagar Yahudi di Eropa…atau menunjukan kepada mahasiswa Harvard bagaimana caranya agar selalu mendapat nilai A, dengan teknik yang sama persis dengan teknik yang mengubah MAHARAL dari Praha atau Gaon dari Vilna hingga mereka menjadi sarjana Taurat yang hebat.

Teknik-teknik yang dikuasai orang Yahudi itu ada. Pertanyaanya, mengapa membiarkan teknik-teknik itu hanya terkurung di dalam dinding Yeshiva? Mengapa semua orang tidak dapat mengambil keuntungan dari teknik-teknik itu?

Sudah diselidiki bagaiman dan mengapa mitos mengenai Bangsa Yahudi cerdas itu terbangun. Setiap bangsa memiliki orang yang kuat atau lemah, baik atau buruk, cerdas atau bodoh. Tentu saja selalu ada orang-orang Kristen, Muslim, dan Hindu yang lebih cerdas dan lebih sukses dibandingkan banyak orang Yahudi.
Bangsa Yahudi adalah etnis yang mampu bertahan hidup. Berapa banyak ketidakadilan yang telah mereka alami dalam sejarah? Berapa banyak pembunuhan berencana yang mereka derita? Berapa kali mereka terusir dari suatu negara dan dipaksa berkelana untuk mencari sebuah kampong halaman, hanya untuk kembali terusir ketika mereka telah stabil? Babilonia, Spanyol, Nazi, Eropa.

Mereka mampu bertahan dari Inkuisisi dan Holocaust, dan meskipun mengalami semua ini, etnis Yahudi terbukti maju dengan pesatnya. Bagaimana mereka bisa bertahan dan terus gigih? Bangsa-bangsa yang lebih besar dari Yahudi, dengan budaya-budaya yang sama mengesankannya, tidak bisa bertahan. Di mana bangsa-bangsa mesir kuno yang membangun pyramid-piramid kuno itu? Di mana bangsa Yunani yang menemukan demokrasi serta melahirkan Plato dan Aristoteles? Di mana orang-orang Roma yang maju secara teknologi pada masanya? Mereka sudah runtuh seperti sebuah menara kartu, tereduksi menjadi puing dan kenangan.

Bangsa Yahudi yang bertahan. Tanpa bantuan angkatan bersenjata yang sangat kuat, atau kekuatan fisik yang hebat, tak satu pun dari kedua hal itu mereka miliki. Mereka berhasil mempertahankan tradisi di bawah kondisi-kondisi yang sangat sulit karena mereka telah belajar bagaimana menggunakan otak dalam keadaan-keadaan yang secara konstan berubah. Otak ini memungkinkan mereka untuk tidak hanya bertahan, melainkan juga untuk member dampak pada lingkungan-lingkungan yang memusuhi mereka, serta untuk mengembangkan teknik-teknik memori yang membantu mereka menyebarkan seluruh Taurat secara lisan dari generasi ke generasi.

Petanyaannya, apakah mereka benar-benar lebih cerdas adalah problematic. Kita tidak bisa menggeneralisasi bulat-bulat seperti itu. Setiap bangsa memiliki orang yang kuat atau lemah, baik atau buruk, cerdas atau bodoh.

Belum lagi orang Yahudi seperti apa yang sedang kita bicarakan? Ashkenazi (bangsa Yahudi yang berasal dari Jerman atau Eropa Timur), Sephardic (bangsa Yahudi yang berasal dari Spanyol atau Mediterania), Ultra-orthodoks, Reformasi, Israel, Amerika, Rusia?

Orang Yahudi selalu mendapatkan reputasi yang berlebihan dalam hal kekuatan dan intelektual mereka. Reputasi ini berasal dari banyak sumber, bisa rasa takut, kecemburuan, kebencian. Nama-nama Yahudi selalu berada di atas pada setiap daftar, dalam hampir semua bidang-nama-nama yang sangat berpengaruh pada seluruh umat manusia: Musa, Maimonides, Spinoza, Sigmund Freud, Albert Einstein, Karl Marx, dan Yesus. Di bidang kesusteraan, ada Shai Agnon, Shalom Aleichem, Isaac Bashevis Singer, Franz Kafka, Isaac Asimov, Joseph Heller, Philip Roth, Herman Wouk, Harold Robbins. Mereka semua adalah Yahudi. Dalam dunia musik klasik ada Yascha Heifetz, Daniel Burnbaum, Isaac Stern, Arthur Rubinstein. Juga ada banyak para entertainer, seperti Barbara Streisand, Mandy Patinkin, Billy Joel, Simon, dan Garfunkel, Paul Anka, Jerry Seinfeld, Jackie Mason, Marcel Marceau, the French Mime, Larry King, David Copperfield si ilusionis, dan bahkan William Shatner dan Leonard Nimoy, yang lebih dikenal sebagai Captain Kirk dan Mr. Spock dalam film Star Trek.

Orang Yahudi yang berbakat menjadi dikenal bukan hanya prestasi, tetapi juga karena fakta bahwa ia adalah orang Yahudi. Orang Yahudi menikamati humas yang lebih baik, mendapatkan perhatian khusus karena keyahudian mereka, yang sama sekali tidak sebanding dengan representasi actual mereka di dalam populasi. Ini adalah salah satu poin yang menyebarkan mitos tersebut. Tanyakan kepada orang awam di Amerika atau Eropa mengenai berapa banyak orang Yahudi yang ada di dunia, dan berapa persentase mereka dari populasi umum, maka jawaban yang akan kalian dapatkan adalah sekitar sekian ratus juta, atau antara 15% sampai 50% dari keseluruhan populasi. Ada sekitar enam miliar manusia totalnya di planet ini, dan tiga belas juta di antaranya adalah Yahudi. Kita sebenarnya hanya sedang membicarakan sekitar 0,25% dari populasi. Bukan 10% dan bukan 15%. Seperempat dari satu persen. Hanya sebesar itulah jumlah Yahudi di planet ini.

Mitos besar-besaran yang terbangun mengenai otak dan kecerdasan orang Yahudi bukanlah kebetulan. Kebenaran statistic menunjukkan bahwa jumlah mereka sedikit, talenta mereka nyata terlihat dibandingkan kaum minoritas lainnya. Intinya, adalah bahwa 17,6% ilmuwan terkemuka abad pertengahan adalah orang Yahudi. Jumlah ilmuwan adalah delapan belas kali lebih banyak secara statistik. Fakta itu bahkan lebih mengagumkan jika kita membandingkan pencapaian-pencapaian ilmuwan Yahudi di masing-masing negara. Spanyol, contohnya, 41% dari ilmuwan teratas Spanyol abad pertengahan adalah orang Yahudi, meskipun persentase actual mereka adalah sekitar 2,7%. Jumlah ilmuwan Yahudi di Spanyol dua puluh kali lebih banyak daripada jumlah ilmuwan Spanyol non-Yahudi.

Antara tahun 1819-1935, Yahudi mengendalikan 20% ekonomi Jerman, meskipun jumlah mereka tidak sampai 1% dari populasi. Tahun 1952, 24% dari siswa di Universitas Harvard University adalah orang Yahudi, di Cornell, 23%, di Princeton, 20%. Meskipun jumlah mereka tidak sampai 3% dari seluruh populasi. 20% professor di universitas-universitas terkemuka di Amerika adalah Yahudi.
270 orang telah memenangkan penghargaan tersebut sejak pertama kali dianugerahkan pada tahun 1901. Dari sekian orang, ada 102 orang Yahudi. Penghargaan nobel perdamaian diberikan kepada setiap orang setahun sekali. Penghargaan tersebut diberikan kepada orang yang menunjukan bakat dan kemampuan luar biasa dibandingkan orang-orang lain dalam populasi.

PRINSIP-PRINSIP IMAJINASI
Masyarakat Yahudi meyakini kekuatan yang lebih tinggi dan unik bagi mereka-Tuhan. Perbedaan yang mencolok antara Tuhan orang Yahudi dengan banyak dewa para penyembah berhala adalah sebuah hal yang tak dapat diungkapkan, yaitu bahwa Tuhan orang-orang Yahudi tidak terlihat. Mereka memiliki satu kesamaan yang sangat penting, bahwa mereka yakin akan adanya kekuatan yang mengendalikan  kehidupan, kematian, serta keajaiban-keajaiban alam semesta. Saat itu, kebanyakan orang memuja raja Mesir Kuno, berhala, atau benda mati lainnya. Masyarakat Yahudi itu pun meyakini kekuatan yang lebih tinggi dan unik bagi mereka, Tuhan orang Yahudi. Tuhan orang Yahudi tidak terlihat, tidak berbentuk, berwarna, atau berbau. Dia tidak dapat dilihat. Tak seorang pun menyentuhnya. Orang hanya dapat membayangkan, sebuah misi yang benar-benar sulit dilaksanakan. Bahkan, bangsa yang sudah maju seperti Yunani dan Romawi, ketika itu sudah secara jelas mendefinisikan para dewa. Mudah untuk mempercayai dewa-dewa bangsa lain. Mereka nyata secara fisik. Apa yang kau lihat, itulah yang kau tangkap. Apa yang tidak kau lihat, berarti tidak ada.
Apakah Tuhan itu tepatnya?

Daftar peraih nobel Yahudi dari berbagai disiplin ilmu :
Literatur

1910 - Paul Heyse
1927 - Henri Bergson
1958 - Boris Pasternak
1966 - Shmuel Yosef Agnon
1966 - Nelly Sachs
1976 - Saul Bellow
1978 - Isaac Bashevis Singer
1981 - Elias Canetti
1987 - Joseph Brodsky
1991 - Nadine Gordimer
2002 - Imre Kertesz
2005 - Harold Pinter

Kedamaian Dunia

1911 - Alfred Fried
1911 - Tobias Asser
1968 - Rene Cassin
1973 - Henry Kissinger
1978 - Menachem Begin
1986 - Elie Wiesel
1994 - Shimon Peres
1994 - Yitzhak Rabin
1995 - Joseph Rotblat

Kimia

1905 - Adolph Von Baeyer
1906 - Henri Moissan
1910 - Otto Wallach
1915 - Richard Willstaetter
1918 - Fritz Haber
1943 - George Charles de Hevesy
1961 - Melvin Calvin
1962 - Max Ferdinand Perutz
1972 - William Howard Stein
1972 - C.B. Anfinsen
1977 - Ilya Prigogine
1979 - Herbert Charles Brown
1980 - Paul Berg
1980 - Walter Gilbert
1981 - Ronald Hoffmann
1982 - Aaron Klug
1985 - Herbert A. Hauptman
1985 - Jerome Karle
1986 - Dudley R. Herschbach
1988 - Robert Huber
1989 - Sidney Altman
1992 - Rudolph Marcus
1998 - Walter Kohn
2000 - Alan J. Heeger
2004 - Irwin Rose
2004 - Avram Hershko
2004 - Aaron Ciechanover

Ekonomi

1970 - Paul Anthony Samuelson
1971 - Simon Kuznets
1972 - Kenneth Joseph Arrow
1973 - Wassily Leontief
1975 - Leonid Kantorovich
1976 - Milton Friedman
1978 - Herbert A. Simon
1980 - Lawrence Robert Klein
1985 - Franco Modigliani
1987 - Robert M. Solow
1990 - Harry Markowitz
1990 - Merton Miller
1992 - Gary Becker
1993 Rober Fogel
1994 - John Harsanyi
1994 - Reinhard Selten
1997 - Robert Merton
1997 - Myron Scholes
2001 - George Akerlof
2001 - Joseph Stiglitz
2002 - Daniel Kahneman
2005 - Robert J. Aumann

Medis

1908 - Elie Metchnikoff
1908 - Paul Erlich
1914 - Robert Barany
1922 - Otto Meyerhof
1930 - Karl Landsteiner
1931 - Otto Warburg
1936 - Otto Loewi
1944 - Joseph Erlanger
1944 - Herbert Spencer Gasser
1945 - Ernst Boris Chain
1946 - Hermann Joseph Muller
1950 - Tadeus Reichstein
1952 - Selman Abraham Waksman
1953 - Hans Krebs
1953 - Fritz Albert Lipmann
1958 - Joshua Lederberg
1959 - Arthur Kornberg
1964 - Konrad Bloch
1965 - Francois Jacob
1965 - Andre Lwoff
1967 - George Wald
1968 - Marshall W. Nirenberg
1969 - Salvador Luria
1970 - Julius Axelrod
1970 - Sir Bernard Katz
1972 - Gerald Maurice Edelman
1975 - David Baltimore
1975 - Howard Martin Temin
1976 - Baruch S. Blumberg
1977 - Rosalyn Sussman Yalow
1977 - Andrew V. Schally
1978 - Daniel Nathans
1980 - Baruj Benacerraf
1984 - Cesar Milstein
1985 - Michael Stuart Brown
1985 - Joseph L. Goldstein
1986 - Stanley Cohen [& Rita Levi-Montalcini]
1988 - Gertrude Elion
1989 - Harold Varmus
1991 - Erwin Neher
1991 - Bert Sakmann
1993 - Richard J. Roberts
1993 - Phillip Sharp
1994 - Alfred Gilman
1994 - Martin Rodbell
1995 - Edward B. Lewis
1997 - Stanley B. Prusiner
1998 - Robert F. Furchgott
2000 - Eric R. Kandel
2002 - Sydney Brenner
2002 - Robert H. Horvitz

Fisika

1907 - Albert Abraham Michelson
1908 - Gabriel Lippmann
1921 - Albert Einstein
1922 - Niels Bohr
1925 - James Franck
1925 - Gustav Hertz
1943 - Gustav Stern
1944 - Isidor Issac Rabi
1945 - Wolfgang Pauli
1952 - Felix Bloch
1954 - Max Born
1958 - Igor Tamm
1958 - Il'ja Mikhailovich
1958 - Igor Yevgenyevich
1959 - Emilio Segre
1960 - Donald A. Glaser
1961 - Robert Hofstadter
1962 - Lev Davidovich Landau
1963 - Eugene P. Wigner
1965 - Richard Phillips Feynman
1965 - Julian Schwinger
1967 - Hans Albrecht Bethe
1969 - Murray Gell-Mann
1971 - Dennis Gabor
1972 - Leon N. Cooper
1973 - Brian David Josephson
1975 - Benjamin Mottleson
1976 - Burton Richter
1978 - Arno Allan Penzias
1978 - Peter L Kapitza
1979 - Stephen Weinberg
1979 - Sheldon Glashow
1988 - Leon Lederman
1988 - Melvin Schwartz
1988 - Jack Steinberger
1990 - Jerome Friedman
1992 - Georges Charpak
1995 - Martin Perl
1995 - Frederick Reines
1996 - David M. Lee
1996 - Douglas D. Osheroff
1997 - Claude Cohen-Tannoudji
2000 - Zhores I. Alferov
2003 - Vitaly Ginsburg
2003 - Alexei Abrikosov

Hal terakhir tergantung pada masing-masing individu untuk menafsirkannya.

0 Komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...