Hidup adalah sebuah pilihan, namun memilih menjadi psikolog seksual merupakan pilihan berani yang dilakukan Zoya Amirin. Diantara cibiran dan cemooh, perempuan ini semakin eksis mendunia.
Cantik, atraktif dan smart, tiga kata itu memang layak disandang Zoya Dianaesthika Amirin (36), perempuan berdarah Jawa-Manado-Belanda yang memilih karier menjadi psikolog seksual ini.
Pilihan karier itu kerap membuat dirinya dicemooh, bahkan dilecehkan lelaki berpikiran kotor. Akan tetapi, ia malah semakin yakin, menjadi psikolog seksual adalah jalan hidupnya.
”Di Indonesia hanya dua pemahaman tentang seks, yaitu dipahami sebagai sesuatu yang tabu atau malah dipahami sebagai olok-olokan yang boleh dipercakapkan secara vulgar, sensasional, cabul,” ujar Zoya.
Karena profesinya itu, hampir setiap menit Zoya selalu bicara tentang seks. Namun bukan ‘petuah’ dari bibirnya bukan seks vulgar apalagi cabul. Zoya membicarakan seks selayaknya, plus disertai alsan ilmiah dan medis.
Menjadi psikolog seksual, bukan sesuatu yang sekonyong-konyong, namun sejak remaja Zoya sudah biasa mendiskusikan seks dengan mamanya, Sylvia Rauw. ”Dengan mama, aku bisa mengomunikasikan segalanya, pacaranku, my first kiss. Segalanya pasti lapor sama mama,” kenangnya.
Zoya yang masih remaja saat itu sangat terkejut dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Sementara dirinya dan sang mama sangat terbuka bicara soal seks, di luar sana orang jengah mendiskusikan seks.
“Banyak mitos menyesatkan. Perempuan yang tidak kunjung hamil disuruh makan kecambah. Body piercing pada alat genital pria dianggap memuaskan perempuan. Karena mitos orang lantas bercerai, karena mitos orang lalu terkena penyakit, karena mitos orang pergi ke Mak Erot,” ujar dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia ini.
Sejak menjadi mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia angkatan 1997, ia senantiasa terarah mencari jawaban tentang serba-serbi perilaku seks. Dua tahun kemudian, berkat ketekunan itu membuatnya ‘dipinang’ Prof Dr Sarlito Wirawan Sarwono menjadi asisten pengajar mata kuliah Perilaku Seksual.
Penampilan Zoya disertae materi kuliah yang menarik membuat mata kuliah pilihan yang diberikannya selalu penuh sesak. ”Mahasiswa berebutan ikut mata kuliah itu. Dan, itu berarti bagi saya. Saya bahagia jika informasi saya mengubah cara pandang tentang seks. Salah satu komentar mahasiswa yang saya ingat, ’Gila, ya, saya tidak pernah lupa kuliahnya Mbak Zoya. Rasanya seperti tersambar petir,” kenang Zoya.
Tahun 2002 Zoya menjadi narasumber soal mitos dan seks dalam talk show di televisi swasta. Sejak itu pula, Zoya mulai ‘go publik’.
Banyak orang tidak percaya putri pasangan Amirin Amfra dan Sylvia Rauw itu seorang psikolog seksual. “Orang masih membayangkan bahwa seorang psikolog itu harus tua, bertampang serius, berkacamata, tidak fashionable,” kata perempuan kelahiran 7 September 1975 itu.
Zoya mendapatkan gelar S1 psikologi dan S2 psikologi klinisnya dari Universitas Indonesia. Ia juga merampungkan studi lanjutannya dalam bidang seksologi di Universitas Udayana. Dalam event yang diselenggarakan oleh Yves Saint Lauren 2009, Zoya terpilih menjadi salah satu Most Inspiring Women.
Semakin Mendunia
Untuk menyebarkan ‘ilmu’ dan ‘pesona’nya, Zoya kini memanfaatkan dunia maya. Melalui website zoyaamirin.com dia memberikan informasi kepada khalayak bukan saja mengenai kegiatan dan pemikiran seorang Zoya, tetapi juga mengenai pola kehidupan seksual yang sehat.
Meski sudah mendunia namun di Indonesia, nama Zoya tidak sepopuler beberapa sekosolog pria. Namun, di beberapa kantor berita asing, seperti Al Jazeera, Daily Telegraph, atau Associated Press, namanya cukup dikenal.
Website yang baru dilounchingnya itu berisi segala hal yang menyangkut seks, terutama sex education. Tujuan utama peluncuran situs yang disebutnya situs pertama tentang pendidikan seks di Indonesia itu adalah dia ingin dikenal sebagai seorang psikolog seksual dan memberikan pendidikan seks secara lebih luas kepada masyarakat.
Zoya bersyukur, web tersebut membuat namanya kian dikenal. Sejumlah produk maupun perusahaan juga tengah melakukan pendekatan kepadanya untuk mensponsori. Di antaranya, dua brand kondom lokal yang sedang melakukan negosiasi dengan lulusan Fakultas Psikologi UI itu untuk menjadi brand ambassador mereka.
Di hari-hari awal launching, ada sekitar seribu orang per hari yang mengunjungi webnya. Pengunjungnya semakin membeludak menjadi sekitar 2 ribu orang per hari saat Zoya merilis podcast-nya yang memampang dirinya tengah membicarakan masalah-masalah seputar seks dengan presenter seksi Chantal Della Concetta yang juga kawan akrabnya itu.
Zoya menyebut, pengunjung webnya semakin lama semakin banyak. Member yang mendaftar menjadi anggota juga konsisten naik. Hingga sekarang, dia bilang sudah ada lebih dari 300 orang.
“Sejak podcast saya launching di web, sepuluh hari setelah web rilis, banyak media asing yang menghubungi saya. Beberapa di antara mereka bahkan datang langsung untuk wawancara dengan saya,” ucapnya.
Menurut dia, media-media asing itu merasa heran bahwa di Indonesia yang dipandang sebagai negara yang masih memandang seks sebagai masalah yang masih tabu dibicarakan secara terbuka, Zoya malah tampil dengan berani dan blak-blakan.
Berkat sorotan dari pers asing itulah, pengunjung webnya tidak hanya berasal dari Indonesia. Banyak orang yang berasal dari negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, atau Singapura, maupun yang jauh seperti Australia dan Inggris, juga turut mengakses. Itu diketahui dari e-mail yang diterimanya.
“Mereka juga meminta saya untuk membuat web saya juga bisa diakses dalam bahasa Inggris. Tapi, itu masih belum ada dalam bayangan saya. Saya ingin memberikan pendidikan seks kepada orang Indonesia dulu,” terangnya.
Menurut dia, situs itu adalah obsesi pribadinya selama empat tahun terakhir yang akhirnya menjadi kenyataan. Bahkan, dia tidak menyangka, ketika diluncurkan, itu akan memancing perhatian begitu besar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 Komentar:
foto sexy zoya amirin
Foto Zoya Amirin di Cover Majalah Male
Posting Komentar